Tahukah teman-teman, kalau Posting Pertama kali DI SINI akan memudahkan teman-teman untuk lebih akrab di forsat dgn teman lainnya yang udah duluan gabung?
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
Sekarang gue make USB tv tuner hybrid merk Gadmei yang bisa nangkep siaran analog dan DVB-T. Sayangnya cuma dapet dikit (TVRI1,2,3,4, RCTI dan GlobalTV). Tapi kayaknya setelah baca2 sekilas halaman2 sebelumnya, jadi penasaran sama DVB-S. Untuk bisa menangkap siaran DVB-S harus pakai parabola atau antena biasa sudah bisa? Trus harga perangkatnya berapa ya?Trims
sumber: wartamastel.blogspot.comRingkasan Hasil Rapat MASTEL tentang RUU Penyiaran di Era Transmisi TV Digital, Kamis 31 Maret 2011Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting) sudah mulai dapat dinikmati di banyak negara-negara maju, sebab banyak sekali keuntungan yang diapat diperoleh, diantaranya adalah penghematan spektrum frekwensi yang sangat significant (disebut sebagai "Digital Dividend"), dan makin baiknya mutu siaran dengan dipakainya High Definition TV, dengan mutu gambar/video yang sangat tinggi. Contoh High Definition TV (HD TV) ini dapat dilihat pada artikel ini, dimana rincial detail gambar yang sangat bagus dan tajam. Untuk melakukan transisi dari TV Analog ke TV Digital diperlukan biaya yang sangat besar, baik dari sisi Penyelenggara Siaran TV maupun disisi pelanggan, sebab mereka harus mengganti pesawat TV mereka ke pesawat TV Digital yang High Definition, atau dengan sekadar memasang Set Top Box untuk konversi sinyal digital ke Analog (kualitas-nya masih rendah). Selain dari pada itu, pihak Penyelenggara Siaran TV Digital juga harus melakukan siaran paralel selama transisi, yaitu siaran TV analag dan siaran TV Digital, dan ini akan memerlukan biaya investasi dan operasional yg sangat besar.Berikut ini adalah pokok2 penting dari rekomendasi Tim Penyusunan RUU Siaran sbb:1. Selama masa transisi TV Analog ke Digital, penyelenggara Siaran TV Digital yang menyelenggarakan siaran analag secara paralel, dibebaskan dari biaya BHP Siaran Digital, sebab mereka sudah membayar BHP Analog, agar mereka bisa survive.2. Dalam tahap-tahap Analog Switch Off (ASO) di berbagai lokasi/wilayah, Pemerintah hendaknya memberikan subsidi perangkat Set Top Box kepada rakyat golongan menegah kebawah yang tidak mampu membelinya atau tidak mampu membeli TV Digital.3. Tim merekomendasikan pengunaan Standar Kompresi Video MPEG4 dan Standar ini ditetapkan sejak awal agar para Manufaktur lokal dapat mempersiapknnya secara awal pula, dan tidak harus merubahnya (seperti kalau dimulai dengan MPEG2, maka harus merubah ke MPEG4 dengan biaya investasi pabrik yg besar).4. Tim juga merekomendasikan Sistem Transmisi Digital DVB-T2 (Digital Video Broadcast-Terrestrial versi-2), bukan DVB-T1), untuk menghindarkan biaya konversi di masa depan yang mahal.5. Masa transisi ke Digital dengan coverage nasional 30% ditarget-kan pada tahun 20156. Siaran Full TV Digital (Analog Switch Off) ditargetkan tahun 2020.
Rekan-2 yg ada di Surabaya, ada yg tau khabar siaran Digital di Surabaya? Apa masih ada? Lokasi saya di Gresik, sudah punya STB, tapi kok nggak ada yg muncul. Siaran Digitalnya sudah nggak ada, atau ada kendala di STBnya atau antenanya kurang bagus, atau jangkauan siarannya nggak nyampek?.
Quotesumber: wartamastel.blogspot.comRingkasan Hasil Rapat MASTEL tentang RUU Penyiaran di Era Transmisi TV Digital, Kamis 31 Maret 2011Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting) sudah mulai dapat dinikmati di banyak negara-negara maju, sebab banyak sekali keuntungan yang diapat diperoleh, diantaranya adalah penghematan spektrum frekwensi yang sangat significant (disebut sebagai "Digital Dividend"), dan makin baiknya mutu siaran dengan dipakainya High Definition TV, dengan mutu gambar/video yang sangat tinggi. Contoh High Definition TV (HD TV) ini dapat dilihat pada artikel ini, dimana rincial detail gambar yang sangat bagus dan tajam. Untuk melakukan transisi dari TV Analog ke TV Digital diperlukan biaya yang sangat besar, baik dari sisi Penyelenggara Siaran TV maupun disisi pelanggan, sebab mereka harus mengganti pesawat TV mereka ke pesawat TV Digital yang High Definition, atau dengan sekadar memasang Set Top Box untuk konversi sinyal digital ke Analog (kualitas-nya masih rendah). Selain dari pada itu, pihak Penyelenggara Siaran TV Digital juga harus melakukan siaran paralel selama transisi, yaitu siaran TV analag dan siaran TV Digital, dan ini akan memerlukan biaya investasi dan operasional yg sangat besar.Berikut ini adalah pokok2 penting dari rekomendasi Tim Penyusunan RUU Siaran sbb:1. Selama masa transisi TV Analog ke Digital, penyelenggara Siaran TV Digital yang menyelenggarakan siaran analag secara paralel, dibebaskan dari biaya BHP Siaran Digital, sebab mereka sudah membayar BHP Analog, agar mereka bisa survive.2. Dalam tahap-tahap Analog Switch Off (ASO) di berbagai lokasi/wilayah, Pemerintah hendaknya memberikan subsidi perangkat Set Top Box kepada rakyat golongan menegah kebawah yang tidak mampu membelinya atau tidak mampu membeli TV Digital.3. Tim merekomendasikan pengunaan Standar Kompresi Video MPEG4 dan Standar ini ditetapkan sejak awal agar para Manufaktur lokal dapat mempersiapknnya secara awal pula, dan tidak harus merubahnya (seperti kalau dimulai dengan MPEG2, maka harus merubah ke MPEG4 dengan biaya investasi pabrik yg besar).4. Tim juga merekomendasikan Sistem Transmisi Digital DVB-T2 (Digital Video Broadcast-Terrestrial versi-2), bukan DVB-T1), untuk menghindarkan biaya konversi di masa depan yang mahal.5. Masa transisi ke Digital dengan coverage nasional 30% ditarget-kan pada tahun 20156. Siaran Full TV Digital (Analog Switch Off) ditargetkan tahun 2020.wah kayanya indonesia bakalan pake standar DVB-T2 MPEG4 nih, plus set top box nya disubsidi
Ada alat tambahan nggak untuk merubah STB DVB-T1 menjadi STB DVB-T2
Di Jakarta aja DVB-T yg masih eksis cuma punya TVRI Nasional, TVRI Jakarta, TVRI 3, TVRI 4 (olahraga melulu),blm ada lagi yg lain...
Gambarnya jelek, terlalu dikompres. Mending tv analog
Quote from: onmyown87 on December 07, 2011, 02:25:11 amGambarnya jelek, terlalu dikompres. Mending tv analogjelek ya...? udah nyobain pak?....padahal digital ya...jadi mikir mau nyobain
Quote from: onmyown87 on December 07, 2011, 02:25:11 amGambarnya jelek, terlalu dikompres. Mending tv analogyakin, bang? kenapa di tempat saya bagus.... btw lokasi pondok gede.... sinyal padahal cuman dapat 60-70%, itu pun belum puter-puter antena.... kalo udah muter antena saya yakin bisa dapat sampai 99%!!! coba cek tv-nya, bang!!!
Quote from: hidden004 on December 08, 2011, 08:20:33 amQuote from: onmyown87 on December 07, 2011, 02:25:11 amGambarnya jelek, terlalu dikompres. Mending tv analogyakin, bang? kenapa di tempat saya bagus.... btw lokasi pondok gede.... sinyal padahal cuman dapat 60-70%, itu pun belum puter-puter antena.... kalo udah muter antena saya yakin bisa dapat sampai 99%!!! coba cek tv-nya, bang!!!Antenanya pakai model apa bang?
Quote from: hidden004 on December 08, 2011, 08:20:33 amQuote from: onmyown87 on December 07, 2011, 02:25:11 amGambarnya jelek, terlalu dikompres. Mending tv analogyakin, bang? kenapa di tempat saya bagus.... btw lokasi pondok gede.... sinyal padahal cuman dapat 60-70%, itu pun belum puter-puter antena.... kalo udah muter antena saya yakin bisa dapat sampai 99%!!! coba cek tv-nya, bang!!!kalo dibanding tv nasional yg ada di telkom & palapa, kualitas gambar di dvb-t kurang bagus. bitratenya aja kecil