Berhubung ngga tau musti post ke kamar mana, coba di sini aja deh.
Siaran yang ditangkap: Chinasat 6B.
Parabola mesh 12 feet gerak (merk kurang tahu apa), LNBF Venus C-Band dual output.
Positioner PanaSat yang dipasangkan receiver 1: Hansen K2S, receiver 2: Hansen KD-1.
Mulai diganti LNBF dual output akhir Januari 2010 lalu karena mau dicabangin ke 2 receiver di 2 kamar berbeda,
dan penginnya masing-masing bisa pilih siaran sendiri (tentunya di posisi satelit yang sama).
Mulai Kamis kemarin, 27 Mei 2010, yang pake receiver Hansen KD-1 gambarnya seperti VCD rusak, hampir di semua channel.
Kadang-kadang bisa sembuh sendiri, tapi cuman bentar banget.
Yang pake receiver Hansen K2S bisa dibilang aman-aman saja, mau dipasang di ruang 1 maupun ruang 2.
Waktu dicoba tukar receiver, Hansen K2S tetap menampilkan hasil yang 'aman', meski nggak sebagus di ruang pertama.
Soalnya emang jarak kabel ke ruang 1 lebih dekat dibanding ke ruang 2.
Sementara itu receiver Hansen KD-1 kalo dipasang ke ruang 1 sama aja, gambarnya lebih sering kayak VCD rusak.
Udah dicoba oleh teknisi dibawain receiver Matrix Banana (bekas), bahkan receiver baru merk Eagle. Hasilnya sama saja,
di ruang 2 tetap kayak VCD rusak. NB: Matrix Banana, Eagle, dan Hansen KD-1 dari sisi tampilan menu OSD-nya kayaknya
softwarenya sama saja. Kurang tau apa hardwarenya juga sama (mungkin chipset ALI - Hansen KD-1 udah sempat
dibuka kayaknya chipset ALI).
Kira-kira ini masalahnya di mana ya? Interferensi, masalah receiver, masalah pointing, atau apa?
Mohon bantuan rekan-rekan forsatters.
Trims sebelumnya.
Ganti receivernya berarti receiver anda tuner nya rusak
Thanks,
D.Effendi
Siap pak Komandan!!! Tapi....
masalahnya sudah dicoba dengan receiver baru (yang softwarenya sama), tetap saja gambarnya jelek spt VCD rusak.
Cuman tadi coba dilongok ke atap, ternyata ada yang jatuh di mesh wajan-nya. Kalo gak salah sih tutup bawah LNB.
Apakah tanpa tutup bagian bawah LNB (yang mengarah ke pusat parabola), kalo terlepas akan mengurangi kekuatan sinyal?
Baca-baca di forum satelit LN tentang signal strength vs signal quality, katanya:
- Signal strength = hanya menunjukkan kekuatan sinyal dari LNB ke receiver, so ini lebih ke indikasi hubungan kabel dari LNB
ke receiver baik ataukah gangguan kabel, kabel kepanjangan, dsb.
NB. Untuk kasus Chinasat di lokasi saya, Signal strength stabil di kisaran 55.
- Signal quality = ini berkaitan dengan penangkapan sinyal dari satelit. So untuk gambar terbaik, signal quality musti terbaik juga.
Konon ada beberapa hal yang mempengaruhi, selain masalah pointing dish, juga soal skew LNB (bisa diputar untuk
menaik-turunkan kualitas?), dan entah apa lagi ya???
NB. Untuk kasus Chinasat di lokasi saya, signal quality sangat tidak stabil, di kisaran 40-an sampe 90-an.
Tapi anehnya kadang bisa seperti manteng di 90+ meski sebentar, 1-2 menit saja.
(Kalo pas bagus, ini mungkin yang disebut signal locked??)
So rencananya besok mo panggil teknisi untuk pasang tutup bawah LNB, dan apa perlu diputar lagi LNB-nya ya??
Tambahan lagi pak komandan, waktu ceritain soal masalah ini ke salah satu toko parabola lain (lokasi saya di Jogja Berhati Nyaman),
katanya ada beberapa area tertentu yang 'ada gangguan'. So malah tidak bisa pake antena yang terlalu besar diameternya.
Misal seputaran Malioboro dsb. Apa bener demikian ya? Misal di area hutan tower operator selular, dish yang terlalu besar justru
semakin rentan akan gangguan? Ataukah yang pengaruh bahan dishnya, misal mesh vs solid?
Mohon komentar pak komandan atau teman2 forsatter lainnya.
Matur nuwun....